ASUHAN KEPERAWATAN PREOPERATIF PADA NY:”S”
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN :
TONSILITIS DIRUANGAN BEDAH
RS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
NAMA : SODIKIN SULIYONO
NIM :
20131515
“PROFESIONAL DAN ISLAMI”
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH PALEMBANG
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN
AKADEMIK 2013 – 2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, tempat meminta pertolongan dalam
kesulitan, perlindungan dari takut menuju rasa aman, dan sumber petunjuk serta
ilham sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktik asuhan
keperawatan ini .
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa laporan yang penulis buat ini
masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran dan kritik yang bersifat
membangun merupakan sesuatu yang sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan
datang.
Terima kasih juga
kami ucapkan kepada semua teman-teman yang
tidak kami sebutkan satu per satu, atas bantuan dan dukungannya yang telah diberikan selama penulis mengerjakan asuhan keperawatan, semoga amal ibadah dan budi yang diberikan
kepada penulis dapat
imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Palembang, 7 Februari 2015
MAHASISWA STIKES AISYIYAH
BAB
I
PENDAHULUAN
1. LatarBelakang
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang
terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus
didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan
dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid),
tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin
Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium
dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini.
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan
oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh
melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/ penyaring
menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Dalam
beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis
membranosa, dan tonsillitis kronis. Olehkarenaitupentingbagiperawatuntukmempelajaripatofisiologi,
manifestasiklinis, prosedurdiagnostikdanasuhankeperawatan yang
komprehensifpadaklientonsilitisbesertakeluarganya.
BAB II
KONSEP TEORI
A. KONSEP TEORI
1.
Definisi
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh
kuman streptococcus betahemolyticus, streptococcus viridonsdan streptococcus
pygenes, dapatjugadisebabkanoleh virus (Mansjoer, A. 2000).
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis
lain
atauoleh infeksi virus
(Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah massa jaringan
limfoid yang terletak di rongga faring. Tonsilmen yang dan melindungi saluran pernafasan
serta saluran pencernaan dari invasi organism pathogen dan berperan dalam pembentukan
antibodi. Meskipun ukuran tonsil bervariasi, anak-anak umumnya memiliki tonsil
yang lebih besar daripada remaja atau orang dewasa. Perbedaan ini dianggap sebagai
mekanisme perlindungan karena anak kecil rentan terutama terhadap ISPA.
(Wong, 2008 : 940)
2.
Klasifikasi Tonsilitis
Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
a) Tonsilitis viral
Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeritenggorok. Penyebab
paling tersering adalah virus Epstein Barr.
b) Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup Astereptococcus beta
hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat,pneumococcus, streptococcus
viridian dan streptococcus piogenes.Detritus merupakan kumpulan leukosit,
bakteri yang mulai mati.
c) Tonsilitis Difteri
Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae,kuman yang
termasuk Gram positif dan hidung di saluran napasbagian atas yaitu hidung,
faring dan laring.
d) Tonsilitis Septik
Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam sususapi sehingga
menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia sususapi dimasak dulu dengan cara
pasteurisasi sebelum diminum makapenyakit ini jarang ditemukan.
3.
AnatomiFisiologi
a) Anatomi
b) Fisiologi
Tonsil terbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam yang meluas ke jaringan tonsil. Tonsil tidak mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah kosong di atasnya dikenal sebagai fosa supratonsilaris. Bagian luar tonsil terikat longgar pada muskulus\ konstriktor faring
superior, sehingga tertekan setiap kali makan.Walaupun
tonsil terletak di orofaring karena perkembangan yang berlebih tonsil dapat meluas ke arah nasofaring sehingga dapat menimbulkan insufisiensi velofaring atau obstruksi hidung walau jarang ditemukan. Arah perkembangan tonsil tersering adalah ke arah hipofaring, sehingga sering menyebabkan terjaganya anak saat tidur karena gangguan pada jalan nafas. Secara mikroskopik mengandung 3 unsur utama:
1. Jaringan ikat/trabekula sebagai rangka penunjang pembuluh darah saraf.
2. Folikel germinativum dan sebagai pusat pembentukan sel limfoid muda.
3. Jaringan interfolikuler yang terdiri dari jaringan limfoid dalam berbagai stadium.
Tonsil (amandel) dan adenoid merupakan jaringan limfoid yang terdapat pada daerah faring atau tenggorokan. Keduanya sudah ada sejak anak dilahirkan dan mulai berfungsi sebagai bagian dari sistem imunitas tubuh setelah imunitas “warisan” dari ibu mulai menghilang dari tubuh anak. Pada saat itu (usia lebih kurang 1 tahun) tonsil dan adenoid merupakan organ imunitas utama pada anak, karena jaringan limfoid lain yang ada di seluruh tubuh belum bekerja secara optimal. Sistem imunitas ada 2
macam yaitu imunitas seluler dan humoral. Penyakit sinusitis dan otitis media
pada anak seringkali juga disebabkan adanya infeksi kronis pada amandel dan
adenoid (Klikharry,2007).
4.
Etiologi
Tonsilitis
disebabkanolehinfeksibakteriStreptococcus beta hemolyticus, Streptococcuc,
viridans dan Streptococcucpyrogensebagaipenyebabterbanyak, selainitudapat juga
disesbabkanolehCorybacteriumdiphteriae, namundapat juga disebabkanoleh virus
(Mansyjoer, 2001).
5.
ManifestasiKlinik
Penderitabiasanyademam, nyeritengkorak, mungkinsakitberat
dan merasasangatnyeriterutamasaatmenelan dan membukamulutdisertaidengantrismus
(kesulitanmembukamulut). Bilalaringterkena, suaraakanmenjadiserak. Pada
pemeriksaantampakfaringhiperemis, tonsilmembengkak, hiperemis :terdapat
detritus (tonsillitisfolibularis), kadang detritus berdekatanmenjadisati
(tonsillitislaturasis) atauberupamembranesemu. Tampakarkuspalatinus anterior
terdorongkeluar dan uvulaterdesakmelewatigaristengah. Kelenjar sub
mandibulamembengkak dan nyeritekan, terutama pada anak-anak.Pembesaranadenoiddapatmenyebabkanpernafasanmulut,
telingamengeluarkancairan, kepalasering panas, bronchitis, nafas
baudanpernafasanbising.
6.
Tanda&Gejala
Gejalanyaberupanyeritenggorokan
(yang semakinparahjikapenderitamenelan) nyeriseringkalidirasakanditelinga
(karenatenggorokandantelingamemilikipersyarafan yang sama).Gejala lain :
- Demam
- Tidakenakbadan
- Sakitkepala
- Muntah
MenurutSmelizer, Suzanne (2000) Gejala yang
timbulsakittenggorokan, demam, ngorok, dankesulitanmenelan.
MenurutHembing, (2002) : Dimulaidengansakittenggorokan yang ringanhinggamenjadiparah, sakitsaatmenelan, kadang-kadangmuntah.
MenurutHembing, (2002) : Dimulaidengansakittenggorokan yang ringanhinggamenjadiparah, sakitsaatmenelan, kadang-kadangmuntah.
- Tonsil bengkak, panas, gatal,
sakitpadaototdansendi, nyeripadaseluruhbadan, kedinginan,
sakitkepaladansakitpadatelinga.
7.
Patoflow
8.
PemeriksaanDiagnostik
Dilakukanpemeriksaanfisikmenyeluruh,
danpengumpulanriwayatkesehatan yang
cermatuntukmenyingkirkankondisisistemikataukondisi yang
berkaitan.Usaptonsilardikulturuntukmenentukanadanyainfeksibakteri.Jika tonsil
adenoid ikutterinfeksimakadapatmenyebabkan otitis media supuratif yang
mengakibatkankehilanganpendengaran,
pasienharusdiberikanpemeriksaanaudiometiksecaramenyeluruhsensitivitas/
resistensidapatdapatdilakukanjikadiperlukan.
9.
Komplikasi
A. Peritonsilitissampaiabsesperitonsil
B. Otitis media
C. Sinus
para nasal
D. Sistemik
(glomerulonefritisakut, demamrematoidartritis, endokarditis bacterial subakut.
10. Penatalaksanaan
Medik
Menurut Mansjoer, A (1999)
penatalaksanan tonsillitis adalah :
a. Antibiotik golongan penicilin
atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan,
bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.
b. Antibiotik yang adekuat untuk
mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring
dan obat simptomatik.
c. Pasien diisolasi karena
menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu
atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.
d. Pemberianantipiretik
11. Penatalaksanaan tonsillitis kronik
Tonsilektomi menurut Firman S (2006), yaitu :
1. Perawatan Prabedah
Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan,
membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas.
2. Perawatan Paska-bedah
a. Berbaringkesampingsampaibangunkemudianposisi
mid fowler.
b. Memantautanda-tandaperdarahan
1) Menelanberulang
2) Muntahdarahsegar
3) Peningkatandenyutnadipadasaattidur
c. Terapi /Diet
i. Memberikan cairan bila muntah
telah reda
ii. Mengatasiketidaknyamananpadatenggorokan
a) Memberikananakgesik
b) Melaporkan segera tanda-tanda
perdarahan.
c) Minum
2-3 liter/harisampaibaumuluthilang.
iii. Mengajaripasienmengenalhalberikut
a) Hindarilatihanberlebihan,
batuk, bersin, berdahak selama 1-2 minggu.
b) Tinjamungkinsepertitehdalambeberapaharikarenadarah
yang tertelan.
c) Tenggorokantidaknyamandapatsedikitbertambahantarahari
ke-4 dan ke-8 setelahoperasi.
B.
KonsepAsuhanKeperawatan
1.
PengkajianAwal
a. Identitasklien
:nama, umur, jeniskelamin, status perkawinan, pendidikanterakhir,
penanggungjawab. Tanggal MRS, alamatklien, No.RM.
b. Keluhanutamasaat
MRS / saatpengkajian
c. Riwayatperjalananpenyakit
(PQRST).
d. Riwayatpenyakitdahulu
e. Riwayatpenyakitkeluarga
f. Keadaanumum
: kesadaran, TTV
2.
Pengkajiankebutuhan
/ system
a.
Aktivitas / istirahat
Gejala : - kelemahan
-
kelelahan (fatigue)
b. Sirkulasi
Tanda
: - Takikardia
-
Hiperfentilasi (responsterhadapaktivitas)
c. Integritas
Ego
Gejala
: - Stress
-
Perasaantidakberdaya
Tanda
: - Tanda- tanda ansietas, mual : gelisah, pucat,
berkeringat, perhatianmenyempit.
d. Eliminasi
Gejala
: - Perubahanpolaberkemih
Tanda
: - Warnaurinemungkinpekat
e. Makanan
/ cairan
Gejala
: - Anoreksia
-
Masalahmenelan
- Penurunanmenelan
Tanda
: - Membranmukosakering
-
Turgor kulitjelek
f. Nyeri / kenyamanan
Gejala
: - Nyeri pada
daerahtenggorokansaatdigunakanuntukmenelan.
-
Nyeritekan pada daerah sub mandibula.
- Faktorpencetus :menelan ; makanan dan minuman yang dimasukkanmelalui
oral, obat-obatan.
Tanda : -
Wajahberkerut, berhati-hatipada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit.2
1.
Gangguan rasa nyamannyeriberhubungan
dengan peradangan yang terjadipada tonsil ;
Tujuan :
: Rasa nyaman nyeri teratasi
Kriteriahasil :-
Rasa nyeridibagiantenggorokanberkurang
-
Klientidaklagigelisah
-
Kelenjarlimfamengecil
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1. Kajitingkatnyeri
2. Berikankomprespanaspadaleher
3. Anjurkan klien untuk berkumur – kumur
dengan air panas setiap jam
4. Berikan obat golongan antibiotik dan
analgetik
|
1.
Agar dapatmengetahuisejauhmanatingkatannyeri yang dirasakanolehkliensehinggadapatdiberikantindakanselanjutnyasecaratepat.
2.
Kompres
air hangat dapat mengurangi rasa nyeri dan mengurangi pembesaran kelenjar
limfa.
3.
Berkumur –
kumur dapat memberikan rasa nyaman, membunuh mikroorganisme sekaligus
menghilangkan bau mulut jikalau ada.
4.
Pemberian
obat golongan antibiotik seperti Eritromicin bertujuan melawan
mikroorganisme, sedangkan pemberian analgetik bertujuan untuk mengurangi rasa
nyeri.
|
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi s/d
intake yang tidak adekuat
Tujuan :Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteriahasil
: -
Keluhannyerisaatmenelanberkurang
-
Napsumakanmembaik
-
Porsimakan yang disediakandihabiskan
-
Klientidaklemahlagi
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1. Kajitingkatpemenuhankebutuhannutrisi
2. Anjurkan kepada keluarga klien agar
tidak memberikan makanan pedas dan berminyak.
3. Berikan banyak minum dan sari buah yang
hangat.
4. Kolaborasi dengan instalasi gizi untuk
memberikan diet makanan cair
|
1.
Pemenuhankebutuhannutrisiperludikajiuntukmengetahuikebutuhannutrisi
yang diperlukanolehtubuh.
2.
Makanan
pedas dan berminyak dapat membuat rasa nyeri dan tidak nyaman saat makan.
3.
Dengan
memberikan banyak minum air hangat dan sari buah membantu memenuhi kebutuhan
cairan tubuh dan sari buah merupakan masukan nutrisi terutama vitamin bagi
tubuh.
4.
Kolaborasidilakukanuntukdapatmemenuhikebutuhannutrisi yang
tepatuntukklien yangdiperlukansetiapharinya.
|
3.Gangguanpengaturansuhutubuh
s/d infeksiakutolehmikroorganisme
Tujuan
:Gangguan pengaturan suhu tubuh
teratasi
Kriteriahasil : -
Klientidakmengeluhdemamlagi
-
Suhu badan klien menjadi normal ( 36,5 oC – 37,5 oC )
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1.
Kajitingkatdemam
2.
Beri
kompres hangat pada daerah frontal / dahi
3.
Anjurkan
keluarga klien untuk memakaikan pakaian yang tipis pada klien
4.
Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat golongan antipiretik
|
1.
Dengan
mengkaji tingkat demam maka akan diketahui seberapa berat infeksi yang
dialami.
2.
Kompres
hangat membantu vasodilatasi pembuluh darah dikepala sehingga mempercepat
penguapan panas.
3.
Pakaian tipis membantu proses
radiasipadatubuhsecaratidaklangsung.
4.
Pemberianobatantipiretikbertujuanuntukmenurunkanpanas.
|
4.
Gangguankebutuhanistirahattidur s/d adanyanyeripadadaerah tonsil
Tujuan :Gangguan kebutuhan istirahat tidur teratasi
Kriteria : -
Klien tidak mengeluh susah tidur lagi
-
Kebutuhantidurklienterpenuhi
-
Wajahkliennampaksegar
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1.
Atur
posisi tidur yang baik untuk klien
2.
Batasi jam berkunjungbagitamu
3.
Ciptakansuasana yang nyamandantenang
4.
Berikan
pengertian kepada klien tentang pentingnya istirahat tidur
|
1.
Posisitidur yang
baikdapatmenjaminkenyamanansaattidur.
2.
Berikan
kesempatan kepada klien untuk beristirahat tanpa merasa terganggu.
3.
Suasana
nyaman dan tenang membantu mempercepat istirahat tidur bagi klie.
4.
Pentingnya
istirahat dan tidur sebab dapat memicu keadaan tubuh untukk mengarah ke
proses penyembuhan yang cepat.
|
ASUHAN KEPERAWATAN PREOPERATIF PADA NY:”S”
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : TONSILEKTOMI DIRUANGAN BEDAH RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
NAMA : SODIKIN SULIYONO
NIM :
20131515
“PROFESIONAL DAN ISLAMI”
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH PALEMBANG
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN
AKADEMIK 2013 – 2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, tempat meminta pertolongan dalam
kesulitan, perlindungan dari takut menuju rasa aman, dan sumber petunjuk serta
ilham sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktik asuhan
keperawatan ini .
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa laporan yang penulis buat ini
masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran dan kritik yang bersifat
membangun merupakan sesuatu yang sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan
datang.
Terima kasih juga
kami ucapkan kepada semua teman-teman yang
tidak kami sebutkan satu per satu, atas bantuan dan dukungannya yang telah diberikan selama penulis mengerjakan asuhan keperawatan, semoga amal ibadah dan budi yang diberikan
kepada penulis dapat
imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Palembang, 7 Februari 2015
MAHASISWA STIKES AISYIYAH
BAB
I
PENDAHULUAN
1. LatarBelakang
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang
terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus
didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan
dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid),
tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin
Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium
dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini.
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan
oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh
melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/ penyaring
menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Dalam
beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis
membranosa, dan tonsillitis kronis. Olehkarenaitupentingbagiperawatuntukmempelajaripatofisiologi,
manifestasiklinis, prosedurdiagnostikdanasuhankeperawatan yang
komprehensifpadaklientonsilitisbesertakeluarganya.
BAB II
KONSEP TEORI
A. KONSEP TEORI
1.
Definisi
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh
kuman streptococcus betahemolyticus, streptococcus viridonsdan streptococcus
pygenes, dapatjugadisebabkanoleh virus (Mansjoer, A. 2000).
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis
lain
atauoleh infeksi virus
(Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah massa jaringan
limfoid yang terletak di rongga faring. Tonsilmen yang dan melindungi saluran pernafasan
serta saluran pencernaan dari invasi organism pathogen dan berperan dalam pembentukan
antibodi. Meskipun ukuran tonsil bervariasi, anak-anak umumnya memiliki tonsil
yang lebih besar daripada remaja atau orang dewasa. Perbedaan ini dianggap sebagai
mekanisme perlindungan karena anak kecil rentan terutama terhadap ISPA.
(Wong, 2008 : 940)
2.
Klasifikasi Tonsilitis
Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
a) Tonsilitis viral
Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeritenggorok. Penyebab
paling tersering adalah virus Epstein Barr.
b) Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup Astereptococcus beta
hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat,pneumococcus, streptococcus
viridian dan streptococcus piogenes.Detritus merupakan kumpulan leukosit,
bakteri yang mulai mati.
c) Tonsilitis Difteri
Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae,kuman yang
termasuk Gram positif dan hidung di saluran napasbagian atas yaitu hidung,
faring dan laring.
d) Tonsilitis Septik
Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam sususapi sehingga
menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia sususapi dimasak dulu dengan cara
pasteurisasi sebelum diminum makapenyakit ini jarang ditemukan.
3.
AnatomiFisiologi
a) Anatomi
b) Fisiologi
Tonsil terbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam yang meluas ke jaringan tonsil. Tonsil tidak mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah kosong di atasnya dikenal sebagai fosa supratonsilaris. Bagian luar tonsil terikat longgar pada muskulus\ konstriktor faring
superior, sehingga tertekan setiap kali makan.Walaupun
tonsil terletak di orofaring karena perkembangan yang berlebih tonsil dapat meluas ke arah nasofaring sehingga dapat menimbulkan insufisiensi velofaring atau obstruksi hidung walau jarang ditemukan. Arah perkembangan tonsil tersering adalah ke arah hipofaring, sehingga sering menyebabkan terjaganya anak saat tidur karena gangguan pada jalan nafas. Secara mikroskopik mengandung 3 unsur utama:
1. Jaringan ikat/trabekula sebagai rangka penunjang pembuluh darah saraf.
2. Folikel germinativum dan sebagai pusat pembentukan sel limfoid muda.
3. Jaringan interfolikuler yang terdiri dari jaringan limfoid dalam berbagai stadium.
Tonsil (amandel) dan adenoid merupakan jaringan limfoid yang terdapat pada daerah faring atau tenggorokan. Keduanya sudah ada sejak anak dilahirkan dan mulai berfungsi sebagai bagian dari sistem imunitas tubuh setelah imunitas “warisan” dari ibu mulai menghilang dari tubuh anak. Pada saat itu (usia lebih kurang 1 tahun) tonsil dan adenoid merupakan organ imunitas utama pada anak, karena jaringan limfoid lain yang ada di seluruh tubuh belum bekerja secara optimal. Sistem imunitas ada 2
macam yaitu imunitas seluler dan humoral. Penyakit sinusitis dan otitis media
pada anak seringkali juga disebabkan adanya infeksi kronis pada amandel dan
adenoid (Klikharry,2007).
4.
Etiologi
Tonsilitis
disebabkanolehinfeksibakteriStreptococcus beta hemolyticus, Streptococcuc,
viridans dan Streptococcucpyrogensebagaipenyebabterbanyak, selainitudapat juga
disesbabkanolehCorybacteriumdiphteriae, namundapat juga disebabkanoleh virus
(Mansyjoer, 2001).
5.
ManifestasiKlinik
Penderitabiasanyademam, nyeritengkorak, mungkinsakitberat
dan merasasangatnyeriterutamasaatmenelan dan membukamulutdisertaidengantrismus
(kesulitanmembukamulut). Bilalaringterkena, suaraakanmenjadiserak. Pada
pemeriksaantampakfaringhiperemis, tonsilmembengkak, hiperemis :terdapat
detritus (tonsillitisfolibularis), kadang detritus berdekatanmenjadisati
(tonsillitislaturasis) atauberupamembranesemu. Tampakarkuspalatinus anterior
terdorongkeluar dan uvulaterdesakmelewatigaristengah. Kelenjar sub
mandibulamembengkak dan nyeritekan, terutama pada anak-anak.Pembesaranadenoiddapatmenyebabkanpernafasanmulut,
telingamengeluarkancairan, kepalasering panas, bronchitis, nafas
baudanpernafasanbising.
6.
Tanda&Gejala
Gejalanyaberupanyeritenggorokan
(yang semakinparahjikapenderitamenelan) nyeriseringkalidirasakanditelinga
(karenatenggorokandantelingamemilikipersyarafan yang sama).Gejala lain :
- Demam
- Tidakenakbadan
- Sakitkepala
- Muntah
MenurutSmelizer, Suzanne (2000) Gejala yang
timbulsakittenggorokan, demam, ngorok, dankesulitanmenelan.
MenurutHembing, (2002) : Dimulaidengansakittenggorokan yang ringanhinggamenjadiparah, sakitsaatmenelan, kadang-kadangmuntah.
MenurutHembing, (2002) : Dimulaidengansakittenggorokan yang ringanhinggamenjadiparah, sakitsaatmenelan, kadang-kadangmuntah.
- Tonsil bengkak, panas, gatal,
sakitpadaototdansendi, nyeripadaseluruhbadan, kedinginan,
sakitkepaladansakitpadatelinga.
7.
Patoflow
8.
PemeriksaanDiagnostik
Dilakukanpemeriksaanfisikmenyeluruh,
danpengumpulanriwayatkesehatan yang
cermatuntukmenyingkirkankondisisistemikataukondisi yang
berkaitan.Usaptonsilardikulturuntukmenentukanadanyainfeksibakteri.Jika tonsil
adenoid ikutterinfeksimakadapatmenyebabkan otitis media supuratif yang
mengakibatkankehilanganpendengaran,
pasienharusdiberikanpemeriksaanaudiometiksecaramenyeluruhsensitivitas/
resistensidapatdapatdilakukanjikadiperlukan.
9.
Komplikasi
A. Peritonsilitissampaiabsesperitonsil
B. Otitis media
C. Sinus
para nasal
D. Sistemik
(glomerulonefritisakut, demamrematoidartritis, endokarditis bacterial subakut.
10. Penatalaksanaan
Medik
Menurut Mansjoer, A (1999)
penatalaksanan tonsillitis adalah :
a. Antibiotik golongan penicilin
atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan,
bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.
b. Antibiotik yang adekuat untuk
mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring
dan obat simptomatik.
c. Pasien diisolasi karena
menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu
atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.
d. Pemberianantipiretik
11. Penatalaksanaan tonsillitis kronik
Tonsilektomi menurut Firman S (2006), yaitu :
1. Perawatan Prabedah
Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan,
membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas.
2. Perawatan Paska-bedah
a. Berbaringkesampingsampaibangunkemudianposisi
mid fowler.
b. Memantautanda-tandaperdarahan
1) Menelanberulang
2) Muntahdarahsegar
3) Peningkatandenyutnadipadasaattidur
c. Terapi /Diet
i. Memberikan cairan bila muntah
telah reda
ii. Mengatasiketidaknyamananpadatenggorokan
a) Memberikananakgesik
b) Melaporkan segera tanda-tanda
perdarahan.
c) Minum
2-3 liter/harisampaibaumuluthilang.
iii. Mengajaripasienmengenalhalberikut
a) Hindarilatihanberlebihan,
batuk, bersin, berdahak selama 1-2 minggu.
b) Tinjamungkinsepertitehdalambeberapaharikarenadarah
yang tertelan.
c) Tenggorokantidaknyamandapatsedikitbertambahantarahari
ke-4 dan ke-8 setelahoperasi.
B.
KonsepAsuhanKeperawatan
1.
PengkajianAwal
a. Identitasklien
:nama, umur, jeniskelamin, status perkawinan, pendidikanterakhir,
penanggungjawab. Tanggal MRS, alamatklien, No.RM.
b. Keluhanutamasaat
MRS / saatpengkajian
c. Riwayatperjalananpenyakit
(PQRST).
d. Riwayatpenyakitdahulu
e. Riwayatpenyakitkeluarga
f. Keadaanumum
: kesadaran, TTV
2.
Pengkajiankebutuhan
/ system
a.
Aktivitas / istirahat
Gejala : - kelemahan
-
kelelahan (fatigue)
b. Sirkulasi
Tanda
: - Takikardia
-
Hiperfentilasi (responsterhadapaktivitas)
c. Integritas
Ego
Gejala
: - Stress
-
Perasaantidakberdaya
Tanda
: - Tanda- tanda ansietas, mual : gelisah, pucat,
berkeringat, perhatianmenyempit.
d. Eliminasi
Gejala
: - Perubahanpolaberkemih
Tanda
: - Warnaurinemungkinpekat
e. Makanan
/ cairan
Gejala
: - Anoreksia
-
Masalahmenelan
- Penurunanmenelan
Tanda
: - Membranmukosakering
-
Turgor kulitjelek
f. Nyeri / kenyamanan
Gejala
: - Nyeri pada
daerahtenggorokansaatdigunakanuntukmenelan.
-
Nyeritekan pada daerah sub mandibula.
- Faktorpencetus :menelan ; makanan dan minuman yang dimasukkanmelalui
oral, obat-obatan.
Tanda : -
Wajahberkerut, berhati-hatipada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit.2
1.
Gangguan rasa nyamannyeriberhubungan
dengan peradangan yang terjadipada tonsil ;
Tujuan :
: Rasa nyaman nyeri teratasi
Kriteriahasil :-
Rasa nyeridibagiantenggorokanberkurang
-
Klientidaklagigelisah
-
Kelenjarlimfamengecil
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1. Kajitingkatnyeri
2. Berikankomprespanaspadaleher
3. Anjurkan klien untuk berkumur – kumur
dengan air panas setiap jam
4. Berikan obat golongan antibiotik dan
analgetik
|
1.
Agar dapatmengetahuisejauhmanatingkatannyeri yang dirasakanolehkliensehinggadapatdiberikantindakanselanjutnyasecaratepat.
2.
Kompres
air hangat dapat mengurangi rasa nyeri dan mengurangi pembesaran kelenjar
limfa.
3.
Berkumur –
kumur dapat memberikan rasa nyaman, membunuh mikroorganisme sekaligus
menghilangkan bau mulut jikalau ada.
4.
Pemberian
obat golongan antibiotik seperti Eritromicin bertujuan melawan
mikroorganisme, sedangkan pemberian analgetik bertujuan untuk mengurangi rasa
nyeri.
|
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi s/d
intake yang tidak adekuat
Tujuan :Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteriahasil
: -
Keluhannyerisaatmenelanberkurang
-
Napsumakanmembaik
-
Porsimakan yang disediakandihabiskan
-
Klientidaklemahlagi
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1. Kajitingkatpemenuhankebutuhannutrisi
2. Anjurkan kepada keluarga klien agar
tidak memberikan makanan pedas dan berminyak.
3. Berikan banyak minum dan sari buah yang
hangat.
4. Kolaborasi dengan instalasi gizi untuk
memberikan diet makanan cair
|
1.
Pemenuhankebutuhannutrisiperludikajiuntukmengetahuikebutuhannutrisi
yang diperlukanolehtubuh.
2.
Makanan
pedas dan berminyak dapat membuat rasa nyeri dan tidak nyaman saat makan.
3.
Dengan
memberikan banyak minum air hangat dan sari buah membantu memenuhi kebutuhan
cairan tubuh dan sari buah merupakan masukan nutrisi terutama vitamin bagi
tubuh.
4.
Kolaborasidilakukanuntukdapatmemenuhikebutuhannutrisi yang
tepatuntukklien yangdiperlukansetiapharinya.
|
3.Gangguanpengaturansuhutubuh
s/d infeksiakutolehmikroorganisme
Tujuan
:Gangguan pengaturan suhu tubuh
teratasi
Kriteriahasil : -
Klientidakmengeluhdemamlagi
-
Suhu badan klien menjadi normal ( 36,5 oC – 37,5 oC )
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1.
Kajitingkatdemam
2.
Beri
kompres hangat pada daerah frontal / dahi
3.
Anjurkan
keluarga klien untuk memakaikan pakaian yang tipis pada klien
4.
Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat golongan antipiretik
|
1.
Dengan
mengkaji tingkat demam maka akan diketahui seberapa berat infeksi yang
dialami.
2.
Kompres
hangat membantu vasodilatasi pembuluh darah dikepala sehingga mempercepat
penguapan panas.
3.
Pakaian tipis membantu proses
radiasipadatubuhsecaratidaklangsung.
4.
Pemberianobatantipiretikbertujuanuntukmenurunkanpanas.
|
4.
Gangguankebutuhanistirahattidur s/d adanyanyeripadadaerah tonsil
Tujuan :Gangguan kebutuhan istirahat tidur teratasi
Kriteria : -
Klien tidak mengeluh susah tidur lagi
-
Kebutuhantidurklienterpenuhi
-
Wajahkliennampaksegar
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1.
Atur
posisi tidur yang baik untuk klien
2.
Batasi jam berkunjungbagitamu
3.
Ciptakansuasana yang nyamandantenang
4.
Berikan
pengertian kepada klien tentang pentingnya istirahat tidur
|
1.
Posisitidur yang
baikdapatmenjaminkenyamanansaattidur.
2.
Berikan
kesempatan kepada klien untuk beristirahat tanpa merasa terganggu.
3.
Suasana
nyaman dan tenang membantu mempercepat istirahat tidur bagi klie.
4.
Pentingnya
istirahat dan tidur sebab dapat memicu keadaan tubuh untukk mengarah ke
proses penyembuhan yang cepat.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Doengoes
E. Marylin (1999) RencanaAsuhanKeperawatan, Pedomanuntukperencanaandanpendokumentasiankeperawatanpasien,
Jakarta, EGC.]
Mansjoer,
Arif (2001) KapitaSelektaKedokteraanJilid 1, Jakarta, Media Aesculapius. FKUI.
Syaifudin,
BAC, Drs. (1997) AnatomiFisiologiuntukSiswaPerawat, Jakarta. EGC.
Price,
Sylvia A (1994) Patofisiologi :KonsepKlinis proses-proses penyakit,
Jakarta,
EGC.
Carpenito, LyndaJuall (2000), BukuSakuDiagnosaKeperawatan .Jakarta :
EGC
Doengoes, Marilynn E (1999). RencanaAsuhanKeperawatan :PedomanUntuk
Perencanaan
dan PendokumentasianPerawatanPasienJakarta : EGC
(2005).
PanduanDiagnosaKeperawatan NANDA 2005-2006. Prima Medika
DAFTAR
PUSTAKA
Doengoes
E. Marylin (1999) RencanaAsuhanKeperawatan, Pedomanuntukperencanaandanpendokumentasiankeperawatanpasien,
Jakarta, EGC.]
Mansjoer,
Arif (2001) KapitaSelektaKedokteraanJilid 1, Jakarta, Media Aesculapius. FKUI.
Syaifudin,
BAC, Drs. (1997) AnatomiFisiologiuntukSiswaPerawat, Jakarta. EGC.
Price,
Sylvia A (1994) Patofisiologi :KonsepKlinis proses-proses penyakit,
Jakarta,
EGC.
Carpenito, LyndaJuall (2000), BukuSakuDiagnosaKeperawatan .Jakarta :
EGC
Doengoes, Marilynn E (1999). RencanaAsuhanKeperawatan :PedomanUntuk
Perencanaan
dan PendokumentasianPerawatanPasienJakarta : EGC
(2005).
PanduanDiagnosaKeperawatan NANDA 2005-2006. Prima Medika